Kategori

Pendakian Gunung Kerinci 3805 mdpl

Halo salam kalem! Kali ini Kalem bakal cerita tentang  perjalanan mendaki salah satu gunung tertinggi di Indonesia yang ada di Sumatera. Ok langsung saja ya!

Kurang lebih di bulan Juni 2012 Kalem diajak ndaki Gunung Kerinci sama temen Kalem yang waktu itu lagi menjabat ketua pecinta alam jurusan di kampus Kalem. Tanpa pikir panjang langsung terima ajakannya. Kapan lagi bisa ndaki salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Gunung tertinggi no 2 setelah puncak Carstenz, Jayawijaya, Papua. Gunung Kerinci dikenal juga dengan sebutan Atap Sumatra. Untuk lebih mudahnya cerita, langsung aja nih baca catatan perjalananya (catper) sekaligus biaya yang keluar selama perjalanan.

25 Agustus 2012:

Dari semarang, naik kereta Tawang Jaya AC (gerbong tambahan saat lebaran). Di tiket tertera jadwal berangkat jam 07:50, tapi berbeda dengan kenyataanya. Kereta telat dan berangkat jam 10:00. Ongkos kereta Tawang Jaya AC waktu itu Rp 100.000 . Misi awal adalah bertemu Fiqi di Bekasi dan checking logistik terakhir di tempat teman kita, Ilyas.

Kereta yang Kalem naiki gak turun di Stasiun Bekasi melainkan di Stasiun Jatinegara. Kurang lebih jam 16:40 nyampek Stasiun Jatinegara. Kalem mesti balik arah ke Stasiun Bekasi, KRL Rp 6000. Sampai di tempat Ilyas sekitar jam 20:00. Kurang tahu itu di daerah mana tapi yang jelas deket sama pabrik Takeda di Bekasi. Selamat malam dan selamat istirahat.

26 Agustus 2012:

Sekitar jam 08:00 Kalem sama Fiqi mendeklarasikan ini start perjalan! Ditemani Ilyas kita menuju agen bus PT. ALS (Antar Lintas Sumatra) di Jl. Raya Bekasi KM.18 Klender, Jaktim. Biaya ongkos ke tempat agen bus Rp 5000 . Di sini kita pisah sama Ilyas. Thx a lot buat Ilyas yang udah mau jadi tempat singgah di Bekasi.

Berangkatlah kita menuju Sumatra. Oia, untuk biaya bis ALS Rp 375.000 (harga tuslah) per orang untuk tujuan Bangko. Sampai di Pelabuhan Merak 17:20. 

Pelabuhan Merak
Pelabuhan Merak

Untuk pertama kalinya Kalem merasakan bis lintas Sumatra. Bis diiringi lagu khas melayu dan orang-orang timur. Satu hal lagi, Kalem gak paham sama sekali sama perbicangan orang-orang di bis ini. Semuanya nggunain bahasa Sumatra.

Sampai di Pelabuhan Bakauweni jam 20:17. For the first time, my foot on Sumatra Island. Ini dia, perjalanan yang sebenarnya baru dimulai. Kalem sama Fiqi menyebutnya “Pemerataan Pantat” . Karena kita mesti duduk seharian di bangku bis yang seharusnya mengikuti program peremajaan angkutan umum. Selama perjalanan, bis transit di rumah makan. Saran Kalem, buang air lah di tempat makan dari pada melakukan gerak akrobatik di toilet bis. Oia, untuk menu makan di tempat transit rata-rata harganya Rp 15.000.  Sebagai contoh, makanan yang kita beli di tempat transit. Mie rebus + telor + nasi + air putih. 

Mie Rebus Telur Nasi
Mie Rebus Telur Nasi

Sepanjang perjalanan, mulai terlihat banyak perkebunan sawit, kelapa, sengon, rumah khas sumatra dan ada juga nanti bakal njumpai kebun durian. Kalau pernah denger kalau pembangunan di Indonesia gak merata. Kalem memang mengiyakan dari dulu, tapi Kalem baru melihat pake dua mata Kalem sendiri dan tahu kenapa ada kalimat kalau pembangunan di Indonesia gak merata.

Masih dalam bis, yang bisa Kalem lakuin cuma tidur, makan, buang air di tempat transit, baca novel, berputar terus menerus sampai akhirnya..

27 Agustus 2012:

Bangko! 21: 40 sampailah kita di pom bensin dekat kantor Bupati Bangko. Sholat maghrib sama isya di mushola pom bensin. Selesai sholat kita jalan keluar pom bensin dan jadi perhatian orang-orang sekitar gara2 bawa 2 cariel besar berisi logistik selama seminggu di tanah orang. Waktu itu kita bingung mau kemana dan akhirnya mutusin nyari makan malam dulu. Belum nyeberang jalan kita didatengin 2 orang ngendarain motor. Nanyain kita mau pergi kemana. Kita langsung bersikap defense karena kita orang asing dan mungkin terkesan empuk di mata kriminal malam. Ternyata mereka adalah pecinta alam daerah situ. Mata Angin, nama pecinta alamnya. kita diajak berkunjung ke Sekre atau sebut aja basecamp Mata Angin. Tempat sekrenya di Jl Jendral Sudirman KM 2, STKIP, Kab Meranggen Kota Bangko, gak jauh dari pom bensin tempat kita turun dari bis tadi.

STKIP YPK Bangko
STKIP YPK Bangko

Beruntung kita ketemu sama anak – anak Mata Angin. kita diberitahu banyak hal tentang Kerinci dan lain-lainya. Ternyata gak kita aja yang berkunjung ke sekre ini. Banyak pendaki-pendaki yang nggunain transportasi darat berhenti di tempat kita turun tadi dan juga dalam keadaan bingung mau menuju kemana yang akhirnya dibantu anak-anak Mata Angin. Kalau kalian mau nggunain jalur darat, bisa aja nghubungi anak Mata Angin. Mereka ramah dan asik ko. Sedikit saran, bilanglah kalau pendakian kalian lagi kejar target waktu dan gak bisa berlama-lama. Karena kalau gak, bersiaplah jadi anak Bangko untuk sementara waktu. Hehehe..

28 Agustus 2012:

Sekitar jam 00:30 kita berangkat menuju Sungai Penuh. Baiknya anak – anak Mata Angin, kita diantar ke tempat tunggu kendaraan umum menuju Sungai Penuh. Di Jalan Haji Mangkala kita menunggu bis, travel, mobil sayur atau kendaraan apapun itu yg bisa kita naiki. Sampai akhirnya kita mendapatkan bis PO Safa Marwa yang berangkat dari Jambi ke Sungai Penuh dengan ongkos Rp 45.000 per orang. Silakan pejamkan mata karena gak ada yang bisa dilihat di malam hari dan perjalanan memakan waktu kurang lebih 6 jam sampai Sungai Penuh dan untuk beberapa waktu sinyal handphone akan hilang.

Matahari sudah menunjukkan sedikit kehangatanya. Mulailah terlihat sawah - sawah penduduk sekitar. Hijau nan indah. Disini penduduk sudah menggunakan bahasa jawa karena mayoritas adalah orang - orang transmigran jaman dulu. Masih belum menyangka bisa sampai di tanah ini. Camdig ga berhenti ngambil gambar. Sayang, gambarnya hilang semua dan camdignya rusak (Kalem ceritakan nanti kenapa).

Pemandangan ini terasa sejuk, dingin, damai, segar dan buat tersenyum sepanjang perjalanan. Danau Kerinci di pagi hari. Jam 06:25 kita melewati Danau Kerinci. Sedikit menyesal kita gak bisa singgah di Danau Kerinci atau danau di Gunung Tujuh. Saran Kalem, buatlah planning agar bisa berkunjung di danau ini. Pemandangannya memanjakan mata ditambah bukit barisan yang seolah-olah menjaga danau ini. Gambar yang Kalem ambil ini sangat kurang bagus karena ngambilnya dalam keadaan bis melaju kencang di atas kondisi jalan medan perang. Tampak Danau Kerinci dan jauh di belakangnya Bukit Barisan yang mengelilingi.

Danau Kerinci
Danau Kerinci

Memasuki Sungai Penuh, mulai terlihat anak-anak sekolah memenuhi jalan. Atmosfer daerah yang tenang dan damai. Seneng rasanya ada di sini. kita berhenti di kandang PO Safa Marwa di Jl Yos Sudarso.

Armada Bus PO Safa Marwa
Armada Bus PO Safa Marwa

Saran Kalem, tanyalah orang bagaimana cara menuju Kayo Aro  ( Tugu Macan). Orang – orang disana baik dan ramah jadi gak perlu khawatir ( kecuali saat berada di pasar, karena bisa kena calo ). Dari saran orang Safa Marwa, kita mesti naik ojek mencari mobil angkutan warna putih yang menuju Kayo Aro. Ongkos ojek Rp 3000 dan Rp 10.000 untuk angkutan warna putih. Jam 07:30 kita sudah di dalam angkutan yang diisi penuh 16 orang. Kalem pikir ini sopir angkutan sangat ngerti bagaimana mendapatkan uang banyak dari apa yang dia punya. Perjalanan menuju Kayo Aro (Tugu Macan) membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam.

Angkot Menuju Kayo Aro
Angkot Menuju Kayo Aro

Perjalanan menuju Kayo Aro (Tugu Macan) membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Di perjalanan mulai terlihat pemandangan kebun teh yang memanjakan mata. Tak berselang lama kita sudah sampai di Tugu Macan. Jam 09:00 kita mulai jalan menuju R10 atau bisa dibilang pos registrasi pendaki. Jalan selama kurang lebih 20 menit kita mendapatkan tumpangan motor menuju R10. Tapi saat kita sampai di R10, gak ada petugas yang jaga. Jalan lagi dan mendapatkan tumpangan mobil. Sepanjang perjalanan dari Tugu Macan dihiasi dengan kebun teh, kol, kentang,dan sayur-sayuran. Mintalah sayur, atau umbi-umbian dari penduduk sekitar. Mereka baik dan ramah.

Lahan Pertanian Sebelum Pintu Rimba Gunung Kerinci
Lahan Pertanian Sebelum Pintu Rimba Gunung Kerinci
Pintu Rimba Gunung Kerinci
Pintu Rimba Gunung Kerinci

Start dari pintu rimba jam 10.00 . Ok, wellcome to the jungle \m/ . Hutannya masih alami pake banget. Lembab dan selalu ngerasa ada yang mengawasi. Jalan sekitar 10 menit bisa langsung dijumpai flora dan fauna yang memikat pandangan. Radius mata memandang banyak sekali tupai yang lalu lalang di sekitar kita. Tupai - tupai itu seliwiran tanpa takut sama sekali. Sedikit saran, bukalah roti dan biskuit. Jika beruntung dan para tupai sedang lapar, bisa aja tupai-tupai mendekat (siapkan kamera). Membutuhkan waktu kurang lebih 50 menit untuk sampai di pos 1 dari pintu rimba. Kita istirahat sejenak sambil membuat sarapan. Nah, ada kejadian horor disini. Banyak sekali suara orang berburu meneriakkan suara “wuk wuk wuk” berulang-ulang seperti orang mau perang. kita pikir itu orang yang sedang berburu dari kejauhan. Semakin lama semakin mendekat dan semakin banyak pohon-pohon bergoyang tanpa sebab. kita masih mencoba rileks sampai akhirnya mata kita melihat ke arah langit. Ternyata suara-suara tadi berasal dari monyet. Monyet-monyet tadi bergelantungan dari pohon ke pohon. Sepertinya itu sebagai ucapan selamat datang untuk para tamu yang akan mendaki. Lanjut jalan...!!

Kita jalan santai dan gak terburu-buru sekitar 40 menitan kita sampai pos 2. Saat kita sedang istirahat di pos 2, datang para pendaki lokal dari Sungai Penuh. Sedikit basa-basi, dari informasi anak – anak Mata Angin dan para pendaki lokal, kita disarankan untuk gak mendirikan tenda di shelter 1. Karena di malam hari shelter 1 adalah jalur lintas harimau sumatra atau orang lokal disana menyebutnya dengan kata “nenek”. kita mengiyakan dan mengejar target sebelum maghrib sudah di shelter 2 atau 3 untuk bermalam. Para pendaki lokal mulai melanjutkan perjalanannya terlebih dulu dan kita tetap di pos 2 sambil melemaskan kaki. Mendaki lagi dengan santai sambil melihat flora dan fauna di sekitar kita.

Kita lanjutkan lagi perjalanan dari pos 2 sampai akhirnya sampailah di tempat landai sepertinya tempat istirahat tapi gak ada tulisan pos di sini. Cuma ada pohon berdiameter sangat besar yang berlubang bagian bawahnya sampai sampai orang bisa jalan tembus ke balik pohon hanya dengan sedikit membungkuk. Kalem ngrasa janggal. Pengen tetap lanjutin jalan tapi Fiqi minta berhenti sebentar buat ngambil beberapa foto pohon itu. Kalem hanya duduk di atas bongkahan kayu yg letaknya kurang lebih 3 meter di depan pohon dengan posisi badan membelakangi pohon tersebut. Kalem sendiri gak tahu kenapa gak mau ngeliat pohon unik itu. Cuma gak pengen ngeliat aja. Kalem pikir aneh aja, karena tempat ini gak ada tulisan pos dan sangat sedikit sampah padahal tempat ini landai dan enak untuk rehat. Sampai saat Fiqi meminta untuk di foto di dalam pohon tersebut. Kalem balik badan dan motret dia. Pas Kalem lihat hasilnya, Kalem kaget bagian kanan atas hasil gambar ada yang nutupin sekitar seperempat hasil gambar. Padahal Kalem yakin tangan gak nutupin. Logikanya, tangan kanan Kalem gunain buat neken tombol. Gimana bisa menutupin bagian atas kanan sampai seperempatnya? Saat itu gak pikir negatif atau hal-hal mistis semacamnya. Kalem ambil gambar fiqi lagi yang berpose di dalam pohon dan sekitarnya. Gambar bagus dan jelas. Pas Fiqi nawarin gantian motret Kalem sama pohon itu, Kalem nolak dengan alasan yang gak Kalem ketahui, pokoknya nolak dipotret sama pohon itu. Cuma pengen cepet ngelanjutin nanjak lagi. Sekitar 10 menit kita di tempat itu. kita lanjutan lagi perjalanan.

Sampai di shelter 1, kita bertemu dengan para pendaki lokal yg tadi. Fiqi diajak buat ngambil air di sumber air dan Kalem nunggu sambil ngobrol sama para pendaki lokal tadi. Tiba-tiba, salah satu dari rombongan pendaki Sungai Penuh tanya ke Kalem ,”Abang tadi ndak singgah di pohon keramat kan?” . Nah, mendengar kata keramat”, Kalem langsung konsentrasi sama perbincangan orang yang tanya tadi. Kalem mengiyakan kalo Kalem dan Fiqi singgah dan ambil gambar disitu tapi gak tau itu pohon keramat (malah baru ngeh itu pohon keramat). Salah satu temen dari orang yang tanya tadi tiba-tiba nunjukkin muka masam dan gak suka dengan kelakuan Kalem sama Fiqi. Orang lain lagi dari rombongan itu langsung menekankan kalo melewati pohon itu jangan singgah, jangan toleh. Masih ingat dengan jelas kalimat orang itu,” Abang kalo lewat pohon itu janganlah toleh atau singgah bang. Itu pantangan. Terus ajo jalan.”. Kalem cuma manggut-manggut. Gak lama Fiqi dateng sama botol yang keisi air setengah (cuma dapet setengah dari sumber air).

Akhirnya Kalem sama Fiqi jalan sama rombongan pendaki lokal tadi. Agak kewalahan fisik kita nyaingi jalan mereka karena secara fisik kita sudah dikuras sama perjalanan jauh menuju gunung ini sampai akhirnya kita tertinggal sama mereka. Medan yang berat, tanjakan mampus yang unik plus ditambah hujan. Medan udah jadi parit hujan aja. Ngalir terus dari atas ke bawah. Nice condition! kita jalan sangat pelan. Pelan yang penting naek. Sambil nahan dingin hujan. Matahari sudah mulai tenggelam, sampailah kita di shelter 2 sekitar jam 18.05. Langsung kita bongkar tenda dan masak, solat dan tidur. Medan paling berat itu dari shelter 1 ke shelter 2. Lumayan banyak 500 nya. Ditambah kena hujan. Nice...

 

29 Agustus 2012:

Jam 03.00 kita bangun. Masak, makan dan packing untuk muncak. kita bawa sedikit logistik, camdig sama jas hujan. Sedangkan tenda kita tinggal di shelter 2. Gelap, nanjak, berbatu, dan licin. Shelter 3 adalah tanah lapang tanpa penghalang untuk angin. Sangat Kalem sarankan gak pasang tenda di shelter 3 kecuali kalian kuat dinginnya terpaan angin di ketinggian 3351 mdpl tanpa penghalang. 

Shelter 3 Gunung Kerinci
Shelter 3 Gunung Kerinci

Lanjut lagi perjalanan sampai Tugu Yuda. Tugu peringatan atas meninggalnya pendaki di gunung ini. Masih terus mendaki. Waktu menunjukkan sekitar pukul 04.40 . Terpaan angin semakin menusuk, bau belerang semakin mencuat ditambah kabut yang menutupi pandangan. Saran Kalem, pakailah kaca mata untuk melindungi pedasnya terpaan angin. Ok! Keep moving! Berkali kali istirahat sambil ngelindungin diri dari terpaan angin yang datang dari puncak. Whuss...!!! sampek goyang ni badan. Masih tetep semangat melawan dinginnya angin dan bau belerang. Fyi, Kalem cuma pakai jaket dobel masih tetap terasa tusukan dinginnya. Padahal Fiqi cuma pakai selapis jaket orange anggota pecinta alam kita. Gengsi katanya pakai jaket gunung ( maklum ketua MAPATEKSI ). Karena masih awam dengan medan, kita banyak menggunakan dua tangan kita untuk memilah jalan dan dikit-dikit istirahat.

Track Puncak Gunung Kerinci
Track Puncak Gunung Kerinci

Masih jalan membungkuk mencoba mencari jalan yang terpaan anginnya gak sadis. Sampai gak ada lagi jalur mendaki. Tanda sudah sampai di dataran puncak. Saran Kalem, tinggalin tanda waktu kalian sampai di dataran puncak agar saat kabut datang kalian tahu dan inget harus turun lewat mana. Hingga sampailah puncak kerinci 3805 mdpl \m/. 

Puncak Gunung Kerinci 3805 mdpl
Puncak Gunung Kerinci 3805 mdpl

Luangkan waktu sejenak untuk bersyukur, berdoa juga merenung atas hidup yang sudah kita jalani. Sayang kondisi puncak waktu itu diselimuti kabut. Gak banyak gambar yang diambil. Sekitar 30 menit kita di puncak dan akhirnya memutuskan untuk turun. Matahari sudah mulai terlihat senyumnya dan alam kerinci pun sudah mulai melihatkan indahnya. Dingin kabut sudah mulai berkurang dan kita bisa turun santai tanpa perlu menghindari terpaan dingin angin.

Gunung Kerinci Atap Sumatera
Gunung Kerinci Atap Sumatera

View Danau Gunung Tujuh dari Gunung Kerinci
View Danau Gunung Tujuh dari Gunung Kerinci

Ini gambar diambil dari perjalanan turun dari puncak, kurang lebih jam 8 pagi. Di belakang Kalem itu danau di Gunung Tujuh. Perjalanan turun gak begitu banyak buat catper jadi gak bisa cerita banyak. Jelasnya perjalanan turun kita sangat lambat karena lelah dan kaki yang gak kuat untuk turun ala rambo. Sampai Pintu Rimba sekitar jam 16.30. Sudah gak terlihat lagi petani. Jalan setapak sepi sampai tiba di jalan aspal jadul bopeng bopeng dan bertemu mobil yang lagi ngangkut sayur kol. Numpang mobil pick up itu sampai di Tugu Macan. 

Mobil Sayur Gunung Kerinci
Mobil Sayur Gunung Kerinci

Sampai di Tugu Macan jam 18.05 . We got problem! travell atau kendaraan ke Sungai Penuh sudah gada. Clingak - clinguk di pinggir jalan sampai hampir memutuskan ndiriin tenda di bawah Tugu Macan. Sebelum ndiriin tenda kita mau cari makan dulu. Pas mau jalan beberapa langkah cari ke arah tempat makan tiba – tiba ada dua orang boncengan naek motor ndatengin kita. Kita diajak sama dua orang tadi ke pos pendaki Jejak Kerinci. Kita dikasi tahu kalau kendaraan ke Sungai Penuh terakhir jam 17.00. Nah, buat yang mau ke Kerinci dicatet ya! Kendaraan terkakhir ke Sungai Penuh jam 17.00 dari Tugu Macan, Kayu Aro. Akhirnya kita makan malam sekaligus bermalam di pos Jejak Kerinci. Pegel? Ya pasti pegel. 3805 mdpl bro! Hahaha....

Pos Pendaki Jejak Kerinci
Pos Pendaki Jejak Kerinci

30 Agustus 2012 :

Ok, fajar dateng. Dingin udah kerasa lagi. Jaket karimor pinjem temen kerasa banget fungsinya. Habis sholat subuh kita mandi. Kamar mandi sederhana tapi jangan tanya soal aernya. Brrr.... segernya puol...!! habis mandi kita packing dan sedikit ngobrol sama mas Heru dan mas Rike. Ngobrol – ngobrol soal daerah Kerinci dan sekitarnya. Gunung Kerinci gak bisa di prediksi cuacanya. Kalau misal di shelter 2 terang. Bisa jadi di shelter 3 hujan. Kalau di bawah hujan. Bisa jadi di atas cerah terang. Mungkin itulah ciri gunung diatas 3500 mdpl. Sampai akhirnya Kalem beraniin diri untuk tanya tentang pohon keramat setelah lewatin pos 2. Mas Heru dan Mas Rike mengiyakan kalau di tempat itu pendaki gak boleh rehat atau toleh belakang. Memang iman berkata untuk gak percaya hal mistis itu. tapi kalau kita gak beriman tentang hal mistis. Itu juga salah. Ingat surat An Nas ye.. Ngobrol – ngobrol lagi. Fyi, semua foto ini diambil pake kamera hp. Camdig ane rusak dan semua hasil foto sebelum pohon keramat ilang semua (sepertinya alam lain ga suka difoto sembarangan). Dokumentasi yg pake camdig cuma dari Tugu Yuda ke puncak sampai turun ke Shelter 2. habis itu camdig rusak. Mas Heri dkk pengurus jejak kerinci juga seorang porter sekaligus tim yang berangkat duluan kalau ada pendaki yang kenapa – kenapa di Gunung Kerinci. Sempat juga pernah gotongan ngangkat mahasiswa yg beratnya 85 kilo yang kedinginan kena badai.

Gak lama ngobrol, ibu yg punya tempat nyuruh makan. Ok, selamat makan! kentang yg kita lihat kemarin di panen sekarang kita makan mateng – mateng ditambah sedikit daging ikan. Walah, kerasa banget kaya udah lama gak makan enak. Bersyukurlah mulut ini masih dapet nikmat makan enak.. makan enak dan kenyang ditambah teh anget. Lengkap sudah perut. Nyantai – nyantai dulu di teras depan pos jejak kerinci. Sekitar jam 09.15 kita pamitan dari pos jejak kerinci. Nah ini dia. Pas Kalem tanya ada biaya registrasi atau penginapan. Mas Heri bilang kalau pos ini gratis dan terbuka untuk umum. Nice.. thx a lot buat Pos Jejak Kerinci. 

Pos Pendaki Jejak Kerinci
Pos Pendaki Jejak Kerinci

Kita gak langsung naek angkot putih dari depan jejak kerinci. kita jalan lagi balik ke Tugu Macan. Kenapa? Karena kita gak punya foto di tugu macan gara – gara camdignya rusak dan ilang semua memorynya.

Jalan kaki dari pos jejak kerinci sampai tugu macan kira – kira 10 menit. Ok, ambil foto di tugu macan sambil nunggu angkot putih jurusan Sungai Penuh lewat. Sayang gunungnya lagi ketutup kabut. Kalau gak ketutup kabut, gunungnya terlihat full sampai puncak. Beh..., tinggi nian nan elok indahnyo.. (sok pake logat sumatra). 

Tugu Macan Gunung Kerinci Kersik Tuo
Tugu Macan Gunung Kerinci Kersik Tuo

Gak lama, angkot putih dateng. Naeklah kita dan menikmati perjalanan ke Sungai Penuh. kurang lebih 1 jam. Kita turun di terminal deket sama pasar. Bingunglah kita karena kendaraan atau travell ke Bangko banyak macam dan harganya. Sedikit saran, jangan cari kendaraan ke Bangko di daerah pasar atau terminal. Jalan – jalan aja dulu njauh ke luar pasar atau terminal. Kenapa? karena banyak semacam calo atau orang yang menaikkan harga karena tahu kita bukan orang lokal. Keluar dari pasar ternyata banyak ko agen – agen resmi travel atau bis ke Bangko. Sayangnya, kendaraan shift pagi ke Bangko terakhir jam 10.00 ,telats sudah! akhirnya kita cari yang shift malem berangkat jam 21.00 . Bagaimana cara menghabiskan waktu sampai jam 21.00? keliling aja Sungai Penuh! Daerahnya ga besar2 amat ko. Saran tempat – tempatnya ni ya. Alun – alun Sungai Penuh (nikmatin pemandangan bukit barisan sambil liat anak2 kecil maen bola), Masjid Baiturahman, makan pempek – pempek, Umah Uhang Empat Jenis yang udah gak kerawat, beli gorengan khas Sungai Penuh (beda sama gorengan jawa). Masih belum habis waktunya? Coba bakar pasar. Habislah waktu kalian di kantor polisi.

Umah Uhang Empat Jenis
Umah Uhang Empat Jenis


Alun Alun Sungai Penuh
Alun Alun Sungai Penuh

Ok, skip the story. Kita berangkat jam 21.00 lebih dari Sungai Penuh menuju Bangko naek travel suzuki apv. Oia, di Sungai Penuh. Kita sudah sekalian beli tiket langsung PO Family Raya buat pulang ke Jawa di agen pinggir jalan Sungai Penuh. Saran lagi nih. Jangan beli tiket bis langsung ke Jawa di Sungai Penuh. kenapa? karena itu agen pinggir jalan yang otomatis harganya dinaekin. Kalem kena Rp 500.000 (tapi itu dah beres sampai Jawa). Jadikan prioritas utamanya ke Bangko. Karena di situ ada markas resminya PO Famiy Raya. Otomatis harganya bener dan gak di mark up. Travell pasti bisanya kalo disuruh nurunin ke markas Family Raya. Karena akses keluar Sungai Penuh deket sama markas Family Raya. Kalo gak salah inget. Travell ke Bangko itu sekitar Rp 60.000

Di perjalananan menuju Bangko, sekitar jam 23.00 si sopir ngantuk berat dan jalanya wah ngeri abis. Lawan jalur diembat sama dia. Mobil ngerem-ngerem ndadak sendiri. Oleng ke kanan, oleng ke kiri, Kalem sama Fiqi duduk di kursi depan. Fiqi lagi tidur dan Kalem yg bilang “Bang! Bang! Bang! Ati2 Bang! Awas Bang tikungan!”. Ada sampek 5 kali mobil berhenti bentar cuma buat sopirnya tidur sebentar.ckckck... mampir ke warung beli kratingdenk (bener g tuh merknya?) tapi tetep aja msh olang oleng mobilnya. Kondisi jalan sepi, gelap, banyak bgt tikungan. Saking gregetanya karena ngebahayain penumpang. Langsung Kalem tawarin gantiin nyopir. Apa si sopir bilang? “Gak dari td adek bilang lah.” Ok, tukar posisi. Gantianlah si Fiqi sekursi berdua sama si sopir di bangku depan.

31 Agustus 2012 :

Sampai di Bangko sekitar jam 04.00. Ok, msh fajar dan kondisi hujan deres. Kantor Family Raya belum buka dan ketemu 2 calo jalanan di depan kantor yg sok asik. Katakan GAK pada calo! Percayalah kita masih bisa hidup dan sampai di tempat tujuan dengan sehat walafiat walaupun calo bilang tiket habis,dsb. Sekitar jam 06.30 hujan udah mulai reda. Kita jalan ke basecamp Mata Angin. Kita dah janji mau maen lagi ke sana kalo udah selese muncak. Alhamdulillah dapet sarapan gratis dari anak – anak Mata Angin. Thx a lot brothers!! 

Basecamp Mata Angin
Basecamp Mata Angin

Ngobrol ngobrol sampai jam 10.00 . Kita dianter ke tempat markas Family Raya. Muter – muter dikit jalanya karena ga pake helm. Nyampek markas FR ternyata ngaret berangkatnya. Jam 10.40 berangkat dari Bangko – Semarang. Go Home!!! Perjalanan pulang!! pemerataan pantat lagi. Novel Anak Arloji tama terbaca. Bis gak keisi penuh. Masih banyak bangku kosong. Mungkin karena ini kelas ekonomi.

See u next time Sumatra...

Pulau Sumatera Dari atas Kapal
Pulau Sumatera Dari atas Kapal

 1 Agustus 2012 :

Tiba di Rawangmangun, Jakarta jam 20.25. Pisah sama Fiqi karena dia langsung mau Kerja Praktek. Ok, Kalem sendirian di bis sekarang. Tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi.

2 Agustus 2012 :

Nyampek Semarang, depan terminal terboyo jam 08.20 . Dijemput Nasrul. Sampai kosan langsung mandi terus tidur.

 

Kalau mau ada yang ndaki Gunung Kerinci dan mugkin mau tanya seputar perjalanan, dsb. Monggo kontak Kalem aja. Yang Kalem tulis disini mungkin kurang lengkap dan jelas buat kalian. Karena buku catper Kalem carut marut. Sampai ketemu lagi di travelling berikutnya..

Akhir kata...

 “Sebuah negara tidak akan kehilangan pemimpin yang berwibawa jika pemudanya masih suka menjelajahi hutan dan mendaki gunung”, Henry Dunnant

“ untuk apa mendaki gunung tertinggi jika kita tak tahu arti kerendahan hati”, Kalem


Oia, sekedar info. kalau butuh alat outdoor macam tenda, sleeping bag, carrier, senter, matrasm dsb. Bisa sewa di tempat Kalem. Mampir aja ke Kalemo Rent Outdoor , posisi bisa layani COD di tangerang dan Jakpus.

Have a Nice Traveling!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar